This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kamis, 14 Juni 2012


Simbol Satanic dan Lady Gaga




Lagi heboh nih tentang Konser Lady Gaga di Indonesia yang terancam batal. Begitu banyak alasan yang membuat Lady Gaga layak dan pantas untuk dilarang melakukan pertunjukan di Indonesia. Mulai dari selera busananya yang tidak lazim - vulgar - dan kontroversial, sampai pada teori konsiprasi tentang penyembahan terhadap setan dan penganut penyembah Setan. Nah, menyikapi berbagai berita seputar Lady Gaga, maka Poztmo akan sedikit menguak informasi tentang berbagai Simbol Satanic dan Illuminati yang berkembang, tentu saja yang berhubungan dengan berbagai kegiatan sang Diva Lagu barat tersebut, mulai aksi - pentas - dekorasi dan video klip yang dimainkannya. Secara garis besar, Illuminati adalah sebuah ordo rahasia yang melakukan berbagai pergerakan dengan menggunakan kekuatan dan kekuasaan yang dimiliki lewat berbagai korporasi dan pemerintahan yang dikuasai. Tidak ada catatan khusus tentang Illuminati ini, selain secara ideologi, Illuminati ini menganut paham yang sejenis dengan Freemason, sebuah gerakan yang membawa ide tentang Tatanan Dunia Baru. (anda bisa membaca tentang sejarah lengkap Illuminati dan Freemason melalui Wikipedia). Yang menarik dari kelompok Illuminati ini, bahwa ordo inilah yang paling banyak menggunakan simbol-simbol satanic atau simbol-simbol yang diasosiasikan dengan penyembahan kepada Setan (Lucifer). Bagi orang yang beragama kristen - katolik tentu memahami bahwa banyak simbol-simbol yang tujukan bagi penghinaan dan penentangan terhadap Jesus, seperti simbol Salib yang terbalik (anti-christian), atau bagi para pemerhati dan peneliti Konspirasi, beberapa simbol yang diakui sebagai simbol para penyembah setan seperti pentagram yang melambangkan ilmu sihir, kepala domba bertandung sangat panjang (kalau domba biasa tanduknya pendek), yang menyimbolkan Baphomet, salah satu setan yang paling berkuasa dalam dunia penyembah setan. Dari semua hal yang menarik tersebut, yang cukup mengejutkan adalah bahwa simbol-simbol itu hadir dalam berbagai video klip Lady Gaga. Dengan tema dan style yang sekarakter, simbol-simbol tersebut hadir dalam banyak video klip lagu Lady Gaga yang membuat banyak orang yang berpikir bahwa ada message atau pesan terselubung yang dicoba disampaikan Lady Gaga bagi penontonnya. Berikut ini adalah beberapa foto Simbol setan dalam Video Klip Lady Gaga : Video Klip Bad Romance membawa pesan setan ? Simbol One Eye Order dalam Konser Lady Gaga Simbol Anti-Christian (Salib Terbaik) dan sekaligus mata tertutup 1 yang merupakan simbol illuminati untuk kesetiaan (video klip Alejandro) Simbol Pentagram - Simbol untuk ilmu sihir merangkap Kuil Penyembah Setan Sebenarnya masih banyak lagi simbol-simbol dalam banyak video klip Lady Gaga yang merepresantasikan kehadiran atau setidaknya pemujaan terhadap setan. Hal ini tentu saja belum lagi dengan berbagai lirik dan bait lagu dalam berbagai lagu Lady Gaga yang dipercaya mengandung mantra-mantra pemujaan terhadap setan, Lucifer, Baphomet, dan Dewa Matahari (Ra). Terlepas dari semua kontroversi dan dan konspirasi serta segala hal tentang Lady Gaga dan video klip serta lagunya, juga terlepas dari ketidak sengajaan tampilnya simbol-simbol setan tersebut (hal yang sepertinya tidak mungkin), saya kira Simbol-simbol setan tersebut sangatlah berbahaya, apalagi bagi orang awam yang belum mengerti makna simbol dan arti dari sebuah simbol. Jangan sampai kelak kita di akhirat digolongkan sebagai penyembah setan, karena kita mengumamkan lagu-lagu yang mengandung lirik-lirik pemujaan dan mengandung simbol setan. 


Selasa, 12 Juni 2012



Kesenian Wayang Krucil Bojonegoro Nyaris Punah


Kesenian Wayang Krucil dan Sandur di Bojonegoro, Jatim, terancam punah, karena kurang diminati masyarakat, kata Kepala Bidang Pengembangan dan Pelestarian Budaya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bojonegoro, Saptatik.
"Kesenian Wayang Krucil dan Sandur sulit berkembang karena tidak ada generasi penerus, serta masyarakat tidak banyak yang berminat menggelar kedua kesenian itu dalam berbagai acara hajatan atau acara desa," kata Saptatik di Bojonegoro, Rabu.
Ia mengatakan, kedua kesenian itu diperkirakan dalam beberapa tahun lagi punah, kalau tidak ada generasi penerus yang bermina melestarikannya. "Apalagi generasi penerus dua kesenian itu, juga sudah tidak ada lagi," katanya, menegaskan.
Dalang Wayang Krucil di daerah setempat, menurut dia, jumlahnya, semakin tahun semakin berkurang dan sekarang ini hanya tinggal dua orang dengan usia yang sudah tua yaitu Ki Narto dan Ki Raji.
Menurutnya, jumlah dalang yang pernah ada tidak banyak, bahkan sejak 15 tahun lalu hanya sekitar lima orang. "sementara itu, Wayang Thengul bisa berkembang, sebab minat masyarakat untuk  menggelar kesenian itu cukup tinggi, tapi kalau Wayang Krucil, sebagian masyarakat tidak tahu," katanya, menjelaskan.
Ia menjelaskan, pernah ada usaha membangkitkan Wayang Krucil dengan menampilkan dalang asal Bojonegoro, Nganjuk dan Blora, Jateng, di Bentara Budaya Jakarta, pada 1994. "Setelah itu tidak pernah ada lagi usaha membangkitkan kesenian itu kembali," ucapnya.
Ia menambahkan, ceritera Wayang Krucil, tidak jauh berbeda dengan Wayang Thengul, yang berisi sejarah Menak dan Babat Tanah Jawa.  Hanya saja, bentuk Wayang Krucil pipih, sedangkan Wayang Thengul bulat dengan bahan yang sama dari kayu.
Namun, lanjutnya, pihaknya dalam waktu dekat ini, akan menampilkan Wayang Krucil di Pendopo Pemkab, sebagai usaha menggenalkan wayang krucil kepada masyarakat.
Sementara itu, menurut dia, kesenian Sandur yang juga diklaim merupakan kesenian asli Bojonegoro, nasibnya tidak jauh berbeda, juga nyaris punah. Jumlah kesenian sandur, tidak pernah bertambah hanya ada satu grup di Kelurahan Ledokkulon, Kecamatan Kota.
Itupun, katanya, generasi tua yang menekuni kesenian Sandur, satu persatu meninggal dunia, hanya tersisa dua tokoh tua Sandur di grup itu.
"Generasi muda yang menekuni Sandur tidak seahli generasi tua, dalam adegan yang serius, seperti ketika adegan "Kalongking", atau  adegan lainnya yang harus mendatangkan roh," katanya, mengungkapkan.

Kamis, 29 Maret 2012

Sejarah


Pertunjukan reog di Ponorogo tahun 1920. Selain reog, terdapat pula penari kuda kepang dan bujangganong.
Ada lima versi cerita populer yang berkembang di masyarakat tentang asal-usul Reog dan Warok [1], namun salah satu cerita yang paling terkenal adalah cerita tentang pemberontakan Ki Ageng Kutu, seorang abdi kerajaan pada masa Bhre Kertabhumi, Raja Majapahit terakhir yang berkuasa pada abad ke-15. Ki Ageng Kutu murka akan pengaruh kuat dari pihak istri raja Majapahit yang berasal dari Cina, selain itu juga murka kepada rajanya dalam pemerintahan yang korup, ia pun melihat bahwa kekuasaan Kerajaan Majapahit akan berakhir. Ia lalu meninggalkan sang raja dan mendirikan perguruan di mana ia mengajar seni bela diri kepada anak-anak muda, ilmu kekebalan diri, dan ilmu kesempurnaan dengan harapan bahwa anak-anak muda ini akan menjadi bibit dari kebangkitan kerajaan Majapahit kembali. Sadar bahwa pasukannya terlalu kecil untuk melawan pasukan kerajaan maka pesan politis Ki Ageng Kutu disampaikan melalui pertunjukan seni Reog, yang merupakan "sindiran" kepada Raja Kertabhumi dan kerajaannya. Pagelaran Reog menjadi cara Ki Ageng Kutu membangun perlawanan masyarakat lokal menggunakan kepopuleran Reog.
Dalam pertunjukan Reog ditampilkan topeng berbentuk kepala singa yang dikenal sebagai "Singa barong", raja hutan, yang menjadi simbol untuk Kertabhumi, dan diatasnya ditancapkan bulu-bulu merak hingga menyerupai kipas raksasa yang menyimbolkan pengaruh kuat para rekan Cinanya yang mengatur dari atas segala gerak-geriknya. Jatilan, yang diperankan oleh kelompok penari gemblak yang menunggangi kuda-kudaan menjadi simbol kekuatan pasukan Kerajaan Majapahit yang menjadi perbandingan kontras dengan kekuatan warok, yang berada dibalik topeng badut merah yang menjadi simbol untuk Ki Ageng Kutu, sendirian dan menopang berat topeng singabarong yang mencapai lebih dari 50 kg hanya dengan menggunakan giginya [2]. Kepopuleran Reog Ki Ageng Kutu akhirnya menyebabkan Bhre Kertabhumi mengambil tindakan dan menyerang perguruannya, pemberontakan oleh warok dengan cepat diatasi, dan perguruan dilarang untuk melanjutkan pengajaran akan warok. Namun murid-murid Ki Ageng kutu tetap melanjutkannya secara diam-diam. Walaupun begitu, kesenian Reognya sendiri masih diperbolehkan untuk dipentaskan karena sudah menjadi pertunjukan populer di antara masyarakat, namun jalan ceritanya memiliki alur baru di mana ditambahkan karakter-karakter dari cerita rakyat Ponorogo yaitu Kelono Sewandono, Dewi Songgolangit, dan Sri Genthayu.
Versi resmi alur cerita Reog Ponorogo kini adalah cerita tentang Raja Ponorogo yang berniat melamar putri Kediri, Dewi Ragil Kuning, namun di tengah perjalanan ia dicegat oleh Raja Singabarong dari Kediri. Pasukan Raja Singabarong terdiri dari merak dan singa, sedangkan dari pihak Kerajaan Ponorogo Raja Kelono dan Wakilnya Bujang Anom, dikawal oleh warok (pria berpakaian hitam-hitam dalam tariannya), dan warok ini memiliki ilmu hitam mematikan. Seluruh tariannya merupakan tarian perang antara Kerajaan Kediri dan Kerajaan Ponorogo, dan mengadu ilmu hitam antara keduanya, para penari dalam keadaan "kerasukan" saat mementaskan tariannya[3].
Hingga kini masyarakat Ponorogo hanya mengikuti apa yang menjadi warisan leluhur mereka sebagai warisan budaya yang sangat kaya. Dalam pengalamannya Seni Reog merupakan cipta kreasi manusia yang terbentuk adanya aliran kepercayaan yang ada secara turun temurun dan terjaga. Upacaranya pun menggunakan syarat-syarat yang tidak mudah bagi orang awam untuk memenuhinya tanpa adanya garis keturunan yang jelas. mereka menganut garis keturunan Parental dan hukum adat yang masih berlaku.

Pementasan Seni Reog


Reog Ponorogo
Reog modern biasanya dipentaskan dalam beberapa peristiwa seperti pernikahan, khitanan dan hari-hari besar Nasional. Seni Reog Ponorogo terdiri dari beberapa rangkaian 2 sampai 3 tarian pembukaan. Tarian pertama biasanya dibawakan oleh 6-8 pria gagah berani dengan pakaian serba hitam, dengan muka dipoles warna merah. Para penari ini menggambarkan sosok singa yang pemberani. Berikutnya adalah tarian yang dibawakan oleh 6-8 gadis yang menaiki kuda. Pada reog tradisionil, penari ini biasanya diperankan oleh penari laki-laki yang berpakaian wanita. Tarian ini dinamakan tari jaran kepang atau jathilan, yang harus dibedakan dengan seni tari lain yaitu tari kuda lumping.
Tarian pembukaan lainnya jika ada biasanya berupa tarian oleh anak kecil yang membawakan adegan lucu yang disebut Bujang Ganong atau Ganongan.
Setelah tarian pembukaan selesai, baru ditampilkan adegan inti yang isinya bergantung kondisi dimana seni reog ditampilkan. Jika berhubungan dengan pernikahan maka yang ditampilkan adalah adegan percintaan. Untuk hajatan khitanan atau sunatan, biasanya cerita pendekar,
Adegan dalam seni reog biasanya tidak mengikuti skenario yang tersusun rapi. Disini selalu ada interaksi antara pemain dan dalang (biasanya pemimpin rombongan) dan kadang-kadang dengan penonton. Terkadang seorang pemain yang sedang pentas dapat digantikan oleh pemain lain bila pemain tersebut kelelahan. Yang lebih dipentingkan dalam pementasan seni reog adalah memberikan kepuasan kepada penontonnya.
Adegan terakhir adalah singa barong, dimana pelaku memakai topeng berbentuk kepala singa dengan mahkota yang terbuat dari bulu burung merak. Berat topeng ini bisa mencapai 50-60 kg. Topeng yang berat ini dibawa oleh penarinya dengan gigi. Kemampuan untuk membawakan topeng ini selain diperoleh dengan latihan yang berat, juga dipercaya diproleh dengan latihan spiritual seperti puasa dan tapa.

Tokoh-tokoh dalam seni Reog

Jathil


Jathilan (depan)
Jathil adalah prajurit berkuda dan merupakan salah satu tokoh dalam seni Reog. Jathilan merupakan tarian yang menggambarkan ketangkasan prajurit berkuda yang sedang berlatih di atas kuda. Tarian ini dibawakan oleh penari di mana antara penari yang satu dengan yang lainnya saling berpasangan. Ketangkasan dan kepiawaian dalam berperang di atas kuda ditunjukkan dengan ekspresi atau greget sang penari.[4]
Jathilan ini pada mulanya ditarikan oleh laki-laki yang halus, berparas ganteng atau mirip dengan wanita yang cantik. Gerak tarinya pun lebih cenderung feminin. Sejak tahun 1980-an ketika tim kesenian Reog Ponorogo hendak dikirim ke Jakarta untuk pembukaan PRJ (Pekan Raya Jakarta), penari jathilan diganti oleh para penari putri dengan alasan lebih feminin. Ciri-ciri kesan gerak tari Jathilan pada kesenian Reog Ponorogo lebih cenderung pada halus, lincah, genit. Hal ini didukung oleh pola ritmis gerak tari yang silih berganti antara irama mlaku (lugu) dan irama ngracik.[5]

Warok


Warok Ponorogo
"Warok" yang berasal dari kata wewarah adalah orang yang mempunyai tekad suci, memberikan tuntunan dan perlindungan tanpa pamrih. Warok adalah wong kang sugih wewarah (orang yang kaya akan wewarah). Artinya, seseorang menjadi warok karena mampu memberi petunjuk atau pengajaran kepada orang lain tentang hidup yang baik.Warok iku wong kang wus purna saka sakabehing laku, lan wus menep ing rasa (Warok adalah orang yang sudah sempurna dalam laku hidupnya, dan sampai pada pengendapan batin).[6]
Warok merupakan karakter/ciri khas dan jiwa masyarakat Ponorogo yang telah mendarah daging sejak dahulu yang diwariskan oleh nenek moyang kepada generasi penerus. Warok merupakan bagian peraga dari kesenian Reog yang tidak terpisahkan dengan peraga yang lain dalam unit kesenian Reog Ponorogo. Warok adalah seorang yang betul-betul menguasai ilmu baik lahir maupun batin.[4]

Barongan (Dadak merak)


Barongan (Dadak merak)
Barongan (Dadak merak) merupakan peralatan tari yang paling dominan dalam kesenian Reog Ponorogo. Bagian-bagiannya antara lain; Kepala Harimau (caplokan), terbuat dari kerangka kayu, bambu, rotan ditutup dengan kulit Harimau Gembong. Dadak merak, kerangka terbuat dari bambu dan rotan sebagai tempat menata bulu merak untuk menggambarkan seekor merak sedang mengembangkan bulunya dan menggigit untaian manik - manik (tasbih). Krakap terbuat dari kain beludru warna hitam disulam dengan monte, merupakan aksesoris dan tempat menuliskan identitas group reog. [4] Dadak merak ini berukuran panjang sekitar 2,25 meter, lebar sekitar 2,30 meter, dan beratnya hampir 50 kilogram.

Klono Sewandono

Klono Sewandono atau Raja Kelono adalah seorang raja sakti mandraguna yang memiliki pusaka andalan berupa Cemeti yang sangat ampuh dengan sebutan Kyai Pecut Samandiman kemana saja pergi sang Raja yang tampan dan masih muda ini selalu membawa pusaka tersebut. Pusaka tersebut digunakan untuk melindungi dirinya. Kegagahan sang Raja di gambarkan dalam gerak tari yang lincah serta berwibawa, dalam suatu kisah Prabu Klono Sewandono berhasil menciptakan kesenian indah hasil dari daya ciptanya untuk menuruti permintaan Putri (kekasihnya). Karena sang Raja dalam keadaan mabuk asmara maka gerakan tarinyapun kadang menggambarkan seorang yang sedang kasmaran.[4]

Bujang Ganong (Ganongan)


Bujang Ganong (Ganongan)
Bujang Ganong (Ganongan) atau Patih Pujangga Anom adalah salah satu tokoh yang enerjik, kocak sekaligus mempunyai keahlian dalam seni bela diri sehingga disetiap penampilannya senantiasa di tunggu - tunggu oleh penonton khususnya anak - anak. Bujang Ganong menggambarkan sosok seorang Patih Muda yang cekatan, berkemauan keras, cerdik, jenaka dan sakti.[4]

Kontroversi


Foto tari Barongan di situs resmi Malaysia, yang memicu kontroversi.
Tarian sejenis Reog Ponorogo yang ditarikan di Malaysia dinamakan Tari Barongan tetapi memiliki unsur Islam[7]. Tarian ini juga menggunakan topeng dadak merak, yaitu topeng berkepala harimau yang di atasnya terdapat bulu-bulu merak. Deskripsi dan foto tarian ini ditampilkan dalam situs resmi Kementrian Kebudayaan Kesenian dan Warisan Malaysia.
Kontroversi timbul karena pada topeng dadak merak di situs resmi tersebut terdapat tulisan "Malaysia",[7][8] dan diakui sebagai warisan masyarakat keturunan Jawa yang banyak terdapat di Batu Pahat, Johor dan Selangor, Malaysia. Hal ini memicu protes berbagai pihak di Indonesia, termasuk seniman Reog asal Ponorogo yang menyatakan bahwa hak cipta kesenian Reog telah dicatatkan dengan nomor 026377 tertanggal 11 Februari 2004, dan dengan demikian diketahui oleh Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia.[9] Ditemukan pula informasi bahwa dadak merak yang terlihat di situs resmi tersebut adalah buatan pengrajin Ponorogo.[10] Ribuan seniman Reog sempat berdemonstrasi di depan Kedutaan Malaysia di Jakarta.[11] Pemerintah Indonesia menyatakan akan meneliti lebih lanjut hal tersebut.[9]
Pada akhir November 2007, Duta Besar Malaysia untuk Indonesia Datuk Zainal Abidin Muhammad Zain menyatakan bahwa Pemerintah Malaysia tidak pernah mengklaim Reog Ponorogo sebagai budaya asli negara itu. Reog yang disebut “Barongan” di Malaysia dapat dijumpai di Johor dan Selangor, karena dibawa oleh rakyat Jawa yang merantau ke negeri tersebut [12].

Pengasuh

Pengasuh